Tips Wisata atau Liburan ke Natuna

    Natuna memang sedang terkenal berkat konflik wilayah dengan negara China. Setiap isu ini diangkat oleh media, nama kepulauan di ujung utara Indonesia ini pun muncul di mana-mana, mulai dari media sosial hingga program televisi seantero negeri. Namun, tahukah teman-teman kalau masih banyak orang di negara kita yang belum mengetahui letak dan keadaan kepulauan di utara Indonesia ini? Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika berbagi kisah tentang pulau yang ternyata lebih luas dari Singapura ini. Padahal, daya tariknya tidak perlu diragukan lagi! Nahh, apabila ada teman-teman yang berencana plesir ke Natuna, saya akan coba berbagi info. Kalau masih penasaran tentang keindahan Natuna, boleh diintip di sini.

 

Apakah Natuna aman?

    Mungkin inilah pertanyaan yang paling sering saya dengar. Sebelum saya berangkat ke sana, banyak sekali yang mewanti-wanti mengenai isu perang. Kenyataanya? Natuna itu aman banget. Mungkin memang ada ketegangan di laut lepas, tapi letaknya jauh dari dataran utama. Kecuali sobat hendak bermain-main di lepas laut sana, pulau utama Natuna sangat aman untuk dikunjungi. Bahaya yang mengancam mungkin hanya dua: nggak mau pulang dan rindu balik Natuna 😜

 

Bagaimana cara menuju Natuna?

    Terus terang, Natuna itu bukan destinasi yang mudah untuk dikunjungi. Ada dua opsi, yaitu via udara atau naik kapal. Wings Air dan Sriwijaya Air melayani rute ke Natuna dengan jadwal tertentu. Semua penerbangan berasal dari Batam dengan harga tiket yang, menurut saya, cukup mencekik leher. Opsi kedua adalah naik kapal laut milik Pelni yang harganya lebih terjangkau, tapi nggak tiap hari ada. Saya sendiri belum pernah nyobain naik kapal ini, tapi yang jelas kapal ini bersandar di pelabuhan Selat Lampa, sekitar 1-2 jam dari pusat kota Ranai. Bagaimana, pusing nggak? Ya, terkadang buat mencapai suatu yang indah memang nggak mudah, sih. Tapi dengan keindahan alam yang ditawarkan, cukup setimpal sepertinya. High risk, high gain, isn’t it? Namun, saya berharap suatu saat nanti akses ke Natuna menjadi mudah dan murah.

 

Bagaimana transportasi selama di Natuna?

    Transportasi di Natuna masih sangat mengandalkan kendaraan pribadi, baik itu motor, mobil atau perahu pribadi. Cara termudah untuk eksplorasi Natuna adalah dengan menyewa motor atau mobil. Agak sulit menemukan rental kendaraan di sini, namun Pondok Ranai yang berada di sekitar perempatan lampu merah dekat pasar Ranai menyediakan jasa rental.


jalan natuna
Kalau jalanannya begini, masih mikir dua kali buat sewa motor? 

    Sedangkan untuk tranportasi ke pulau sekitar, seperti Pulau Senoa, Pulau Tiga atau Pulau Setanau, cara terbaik adalah menyewa perahu (istilah lokalnya pompong) milik warga atau nelayan. Biaya sewanya berkisar 500 ribu hingga 1 juta rupiah, namun tentu saja bergantung pada kemampuan negosiasi kita dan jarak tempuhnya. Tapi, kalau bisa sharing fee dengan traveler lain pasti akan sangat membantu menekan pengeluaran. Transportasi mungkin akan menjadi salah satu pengeluaran terbesar sobat selama mengeksplorasi Natuna. Oleh karena itu, perencanaan budget penting banget dipikirkan sebelum menginjakkan kaki ke destinasi eksotis ini.  

 

natuna

Ini, nih yang namanya pompong. Kalau sobat berencana menjajal pulau-pulau sekitar, akan banyak berurusan dengan doi pastinya 😄


Bagaimana penginapan di Natuna?

    Sampai tulisan ini dibuat, penginapan yang paling baik menurut pengamatan saya adalah Hotel Natuna. Saya sih belum pernah menginap di penginapan selama di Natuna. Namun, saat mengikuti sebuah acara di hotel tersebut, sepertinya cukup nyaman. Kalau merasa belum cocok, di kota Ranai terdapat beberapa guesthouse juga. Untuk harga hotel masih cukup terjangkau, namun kalau bisa menemukan guesthouse akan lebih hemat tentunya.

    Jika memutuskan bermalam di Pulau Sedanau, beberapa guesthouse boleh dicoba. Tapi selama di Natuna jangan membayangkan penginapannya bakal full service atau super mewah seperti hotel-hotel di kota besar, ya.

 

Bagaimana makanan di Natuna?

    Dikelilingi lautan lepas, mayoritas makanan khas Natuna berbahan dasar hasil laut. Camilan khas Natuna, seprti kernas, tabel mando dan pulut misalnya, terbuat dari ikan. Selain itu, ikan salai (ikan asap) juga banyak dijumpai sepanjang jalan. Bosan dengan seafood? Tenang, rumah makan padang, lalapan, mie Aceh juga tersedia, kok. Walaupun sering dianggap mahal, menurut saya harga makanan pada umumnya masih masuk budget, kok. Untuk makanan di warung/ tenda umumnya bekisar 15-30 ribu rupiah, sedangkan untuk menyantap makanan di restoran dibutuhkan budget lebih pastinya. Kabar terakhir dari teman di Ranai, saat ini sudah ada beberapa kafe kekinian juga, lho.  

 

Apakah Natuna mahal?

    Perlu diingat, biaya-biaya yang saya sebutkan dalam tulisan ini merupakan kisaran harga pada saat saya sedang berada di Natuna (tahun 2016-2017). Oleh karena itu tetap harus cross check dengan keadaan terkini, ya. Nah, apabila teman-teman berencana menekan pengeluaran, maka makan di warung, menginap di guesthouse dan menyewa motor bisa cukup membantu. Dengan sepeda motor atau mobil, kita bisa menjelajahi objek-objek wisata di Pulau Bunguran (pulau utama) dan berkeliling mencari pantai tersembunyi. Namun, kalau ingin menjajal pulau-pulau sekitar, kita harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya sewa perahu/ pompong. Selain itu, pengeluaran terbesar mungkin berupa tiket pesawat yang harga sekali terbangnya berkisar 1 juta rupiah. Di Ranai terdapat bank BRI dan BNI lengkap dengan ATM-nya, jadi nggak perlu panik kalau seandainya butuh berurusan dengan bank.   

    Begitulah, kalau menurut saya Natuna memang bukan merupakan destinasi yang ramah kantong. Namun, semuanya itu akan terbayar saat kita menyaksikan sendiri keindahan alamnya. Selain itu, dengan jumlah pengunjung yang masih relatif sedikit, berarti kita bisa lebih leluasa mengeksplorasi berbagai objek wisata, bukan? Bayangkan rasanya leyeh-leyeh seorang diri di pantai berpasir putih seperti ini! Ah nikmatnya, serasa private beach gitu...


pantai natuna
Khawatir kelelahan saat perjalanan? Kenapa nggak menepi dan istirahat dulu kalau view-nya begini? 😜


Comments

Popular posts from this blog

Eksplorasi Gunung Ranai Natuna (The Sequel)

Natuna: A Piece of Paradise